Pengaruh Kebersihan Agregat terhadap Kualitas dan Kekuatan Beton
Keywords:
Aggregat, Beton, BersihAbstract
Penelitian ini mengevaluasi pengaruh kebersihan agregat terhadap kualitas dan kekuatan beton, dengan fokus khusus pada berbagai sifat mekanik dan fisik beton yang menggunakan agregat dengan tingkat kebersihan yang berbeda. Agregat yang digunakan dalam pembuatan beton harus bersih dari kontaminan seperti lumpur, tanah liat, dan bahan organik untuk memastikan kekuatan dan durabilitas yang optimal. Penelitian ini melibatkan pengambilan sampel agregat dari beberapa lokasi penambangan yang berbeda, kemudian menguji kebersihan agregat tersebut menggunakan metode standar ASTM.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa agregat yang bersih secara signifikan meningkatkan kekuatan tekan beton. Pada hari ke-28, beton yang menggunakan agregat bersih menunjukkan kekuatan tekan rata-rata sebesar 35 MPa, dibandingkan dengan hanya 28 MPa untuk beton dengan agregat kotor. Hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan kontaminan dalam agregat mengurangi efisiensi ikatan antara pasta semen dan agregat, yang berdampak negatif pada kekuatan mekanis beton. Selain itu, beton yang menggunakan agregat bersih juga menunjukkan durabilitas yang lebih baik terhadap siklus pembekuan-pencairan dan serangan kimia.
Penyerapan air beton juga dipengaruhi oleh kebersihan agregat. Beton yang menggunakan agregat kotor memiliki tingkat penyerapan air yang lebih tinggi, yaitu 7%, dibandingkan dengan 4% untuk beton yang menggunakan agregat bersih. Penyerapan air yang tinggi meningkatkan porositas beton, yang dapat mempercepat kerusakan struktural akibat penetrasi air dan siklus pembekuan-pencairan. Analisis statistik menunjukkan korelasi yang signifikan antara kadar kontaminan dalam agregat dengan penurunan kekuatan tekan dan peningkatan penyerapan air.
Validasi lapangan dilakukan dengan mengaplikasikan hasil penelitian dalam proyek konstruksi nyata. Pengamatan di lapangan mengkonfirmasi bahwa beton dengan agregat bersih memiliki performa yang lebih baik, menunjukkan lebih sedikit retakan dan penurunan selama masa pemantauan. Umpan balik dari kontraktor dan insinyur lapangan juga mendukung temuan laboratorium, menekankan pentingnya kebersihan agregat dalam praktik konstruksi